Berita Terbaru :
Tuesday, January 8, 2013

Makalah Managemen Pendidikan

 

MANAGEMEN PENDIDIKAN

logo ikIp baru

Oleh :

INGGRIANI ANDEWI PRAYOGI

NPM. 09.141.108/ 7C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2013

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kita semua pastinya sudah mengetahui bahwa manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Perlu adanya manusia lain untuk membantu dalam mencapai/memperoleh kebutuhannya.

Setiap manusia mempunyai tujuan hidup yang berbeda-beda, namun ada beberapa manusia yang tujuan hidupnya sama dengan yang lain. Untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut, maka manusia yang memiliki tujuan yang sama membentuk sebuah organisasi.
Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa manusia yang bertugas untuk mengatur organisasi tersebut. Untuk menjadi pengatur dalam organisasi maka dipilihlah pemimpin.

Pemimpin ini perannya saat ini sudah sangat vital bagi sebuah organisasi. Diperlukan kepemimpinan efektif untuk dapat membuat organisasi menjadi lebih maju, bermutu, dan dapat tercapai tujuan-tujuan organisasinya.

Dengan jiwa pemimpin tersebut, manusia akan dapat mengelola diri, organisasi dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penyelesaian masalah yang relatif rumit dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

Berdasarkan latar belakang di atas maka kami menuliskan makalh dengan judul ”Meningkatkan Manajemen Mutu Melalui Kepemimpinan yang Efektif”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen mutu?

2. Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan?

3. Bagaimanakah kepemimpinan yang efektif itu?

4. Bagaimanakah cara meningkatkan manajemen mutu melalui kepemimpinan yang efektif?

5. Mengapa kepemimpinan yang efektif dapat meningkatkan manajemen mutu?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penuliisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengertian manajemen mutu.

2. Mengetahui definisi kepemimpinan.

3. Mengetahui deskripsi kepemimpinan yang efektif.

4. Mengetahui cara meningkatkan manajemen mutu melalui kepemimpinan yang efektif.

5. Mengetahui alasan kepemimpinan yang efektif dapat meningkatkan manajemen mutu.

D. Manfaat

Manfaat dari penullisan makalah ini untuk menambah ilmu dan wawasan penulis pada khususnya serta pembaca pada umumnya mengenai peningkatan menejemen mutu melalui kepemimppinan yang efektif.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Mutu

Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara. Manajemen mutu sangat memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai dapat memberikan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi.

B. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan masalah manusia, karena yang memimpin dan yang dipimpin adalah manusia, yang memiliki berbagai keterbatasan. Keterba­tasan tersebut tidak dapat dilampaui manusia, yang mengharuskan kepemim­pinan dilaksanakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepemimpinan yang dipimpin. Prosesnya dapat dimanifes­tasikan dalam kegiatan kaderisasi, yang dapat menjadi sarana untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas kepemim­pinan, karena kepemimpinan tidak dapat dilaksanakan sekedar sebagai kegiatan rutin.

Menurut Wikipedia, arti dari kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada bawahannya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Sifat kepemimpinan bukan sekedar kepribadian yang memikat banyak orang, bukan pula kemampuan untuk berteman atau mempengaruhi orang lain. Karena hal-hal itu semua merupakan hal-hal yang dimiliki oleh seorang penjual, bukan seorang pemimpin. Kepemimpinan yang sebenarnya ialah mengangkat visi seseorang menjadi lebih tinggi, meningkatkan standar kinerja seseorang, dan membangun kepribadian seseorang melebihi batasan normalnya.

Sebuah kepemimpinan juga harus dilaksanakan atau dijalankan secara efektif sehingga dapat menjadi pedoman bagi bawahan-bawahannya serta dapat memajukan organisasi yang dipimpinnya. Di dunia organisasi dan bisnis khususnya di Indonesia, kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian seorang pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki dan menjalankan beberapa aspek kepribadian yang dapat menunjang usaha bisnis dan organisasinya dalam upaya mewujudkan hubungan sesama manusia yang efektif dengan anggota organisasinya.

Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan yang bertujuan untuk mempengaruhi kegiatan yang ada dalam sebuah lembaga atau organisasi. Jadi, seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh, memberi semangat,dan berwibawa di hadapan para anggotanya. Aktualisasi seorang pemimpin sangat dibutuhkan pada lembaga pendidikan. Proses kepemimpinan dipegang oleh seorang kepala sekolah yang dapat memberikan arahan, motivasi kepada para anggotanya.

C. Kepemimpinan yang Efektif

Kepemimpinan berlangsung dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kepemim­pinan sebagai suatu proses dapat berlang­sung di dalam dan di luar suatu organisasi. Kepemimpinan yang efektif merupakan proses yang dinamis, karena berlangsung di lingkungan suatu organisasi sebagai sistem kerjasama sejumlah manusia untuk mencapai tujuan tertentu, yang bersifat dinamis pula.

Kepemimpinan yang efektif merupa­kan proses yang bervariasi, karena dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin dalam mewujudkan hubungan manusiawi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Di dalam proses seperti itu kepemimpinan akan berlangsung efektif, apabila fungsi-fungsi kepemimpinan diwujudkan sesuai dengan type kepemimpinan yang mampu memberikan peluang bagi orang yang dipimpin, untuk ikut berperan serta dalam menetapkan dan melaksanakan keputusan-keputusan. Dengan demikian berarti setiap kreativitas dan inisiatif dalam kepemim­pinan yang efektif harus disalurkan dan dimanfaatkan.

Kepemimpinan yang efektif seperti tersebut di atas, hanya terwujud jika mam­pu menghormati hak-hak asasi manusia, meskipun akan selalu menghadapkan ke­pemimpinan pada berbagai konflik. Untuk itu kepemimpinan yang efektif harus mampu menyelesaikan setiap konflik, se­bagai bagian dari prosesnya yang dinamis.

1. Ciri-ciri kepemimpinan yang efektif

Adapun ciri-ciri kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davisharus memiliki 4 hal, yang meliputi :

o Intelegensinya tinggi (intellegence) seharusnya seorang pemimpin harus mempunyai tingkat intelegensi yang lebih tinggi dari bawahannya.

o Kematangan jiwa sosial (social maturity and breadth) pemimpin biasanya memiliki perasaan/jiwa yang cukup matang dan mempunyai kepentingan serta perhatian yang cukup besar terhadap bawahannya.

o Motivasi terhadap diri dan hasil (inner motivation and achievment drives) para pemimpin senantiasa ingin membereskan segala sesuatu yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

o Menjalin hubungan kerja manusiawi (human relation attides) pemimpin harus dapat bekerja secara efektif dengan orang lain atau dengan bawahannya.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya untuk meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai berikut :

o Seorang pemimpin harus dapat menjalankan tugas dan fungsi pemeliharaan secara maksimal.

o Agar dapat menampung semua aspirasi bawahannya, pemimpin harus bersikap demokratis.

o Intelegensi yang tinggi sangat dibutuhkan.

2. Aspek-aspek yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yang efektif

Berikut ialah aspek-aspek yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin efektif, yaitu:

· Menciptakan Visi dan Misi yang Jelas dan Terarah

Tindakan awal bila kita ingin menjadi seorang pemimpin efektif ialah menetukan visi dan misi yang jelas. Seorang pemimpin yang efektif selalu dapat menetapkan tujuan, menetapkan prioritas, dan menetapkan serta dapat memelihara standar organisasi. Dapat diibaratkan seorang pemimpin efektif dapat melukis gambar garis akhir secara jelas. Pemimpin efektif harus berpikir mengenai apa yang benar dan apa yang diinginkan oleh bawahan serta organisasinya. Karena ia sadar bahwa ia tak bisa mengendalikan semesta alam beserta isinya.

· Berfokus pada Kekuatan Sendiri, Orang lain, dan Organisasi
Setelah pemimpin menetapkan visi dan misi, selanjutnya pemimpin efektif selalu berfokus pada beberapa kekuatan di luar kekuatan sendiri. Kekuatan tersebut ialah kekuatan diri sendiri, kekuatan orang lain, dan kekuatan organisasi. Seorang pemimpin efektif dapat membuat kekuatan menjadi efektif dan kelemahan menjadi tidak relevan. Itu sebabnya pemimpin efektif diharuskan membentuk tim impian yang efektif. Karena di dalamnya, terdapat ide-ide segar dari tiap pribadi dan melebur ke dalam akumulasi akal yang kolektif, dan kreativitas individu-individu menjelma menjadi kreativitas kolektif.

· Berkarakter dan Berani Mengambil Keputusan

Setelah berfokus pada kekuatan, aspek yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin efektif ialah berkarakter dan berani. Pemimpin efektif selalu memegang teguh konsistensi antara kata dan perbuatan. Seorang pemimpin juga memerlukan keberanian yang di atas rata-rata. Keberanian ini di lakukan untuk membantu seorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan yang sulit.


· Menanamkan Rasa Loyalitas

Pemimpin efektif mengajarkan loyalitas bagi seluruh bawahannya. Rasa loyalitas ini tidak didapatkan dengan cara dibeli atau sejenisnya, sehingga seorang pemimpin harus mendapatkannya dengan berusaha keras. Dari rasa loyalitas ini, pemimpin dapat memberikan kepercayaan kepada bawahan yang dianggap terbaik, sehingga kinerja bawahannya dapat meningkat. Dengan demikian, pemimpin harus dapat mempraktikkan apa yang dikatakan dengan bersikap loyal kepada para anak buah. Semua itu diikuti pula dengan pemberian masukan yang positif. Dari rasa loyalitas, pemimpin dapat memotivasi serta dapat menginspirasi bawahannya. Sehingga moral bawahanya akan meningkat dan itu akan menaikkan semangat kinerja mereka.

· Pengetahuan yang Luas

Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luas tentang kepemimpinan dan ilmu tentang ruang lingkup kerja profesinya. Ilmu itu terdiri dari pengetahuan kognitif maupun skill/keterampilan. Suatu saat nanti, seorang pemimpin akan dihadapkan pada situasi yang rumit dimana dia harus mengambil keputusan yang tepat untuk menyelasaikan masalah organisasinya. Dan dasar dari pengambilan keputusan tersebut adalah pengetahuan yang luas dan kemampuan berpikir kritis yang ia miliki.

· Kemampuan Untuk Berkomunikasi

Komunikasi sendiri adalah inti dari kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan yang lebih untuk berkomunikasi ke sesama teman maupun bawahannya. Karena komunikasi yang baik merupakan salah satu strategi dalam mempengaruhi orang lain dan dapat juga menciptakan hubungan yang positif antara bawahan dan atasan, sehingga tercipta lingkungan kerja yang baik.

· Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan/Penerusnya

Di pundak para pemimpin hebat terdapat beban dan tanggung jawab untuk mengembangkan seorang pemimpin yang akan memimpin organisasi mereka di masa depan. Penerus kepemimpinan efektif merupakan kunci bagi masa depan organisasi yang di pimpinnya saat ini. Tugas terakhir bagi pemimpin efektif ialah menciptakan energi insani yang lebih baik dari mereka untuk memimpin organisasinya di masa yang akan datang/regenerasi penerus.

Kepemimpinan efektif harus memberikan arahan dan tuntunan terhadap kinerja semua bawahan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan, hubungan antara tujuan perseorangan dan organisasi mungkin akan renggang. Keadaan ini akan menimbulkan situasi dimana perseorangan bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya, sementara itu keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam mencapa sasaran-sasarannya.

D. Cara Meningkatkan Manajemen Mutu Melalui Kepemimpinan yang Efektif

Untuk menerapkan manajemen mutu dalam suatu organisasi diperlukan adanya kepemimpinan yang ciri-cirinya berbeda dengan kepemimpinan yang tidak untuk meraih mutu. Manajemen mutu diterapkan dalam organisasi yang melihat tugas organisasinya tidak sekedar melaksanakan tugas rutin, yang sama saja dari hari ke hari berikutnya. Semua sudah ditentukan standarnya, dan kalau kinerja sudah sesuai standar maka bereslah segalanya. Manajemen mutu juga mengenal standar kinerja, tetapi bedanya standar ini bersifat dinamis, artinya standar itu selalu bisa ditingkatkan. Sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan mutu secara berkelanjutan. Untuk itu manajemen mutu memerlukan kepemimpinan yang mempu-nyai ciri-ciri yang agak khusus seperti yang akan dibahas berikut ini.

1. Fokus pada Kelompok.

Kepemimpinan lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerjasama dalam kelompok-kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap ang-gota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka ma-sing-masing kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang sebaik-baiknya, kalau perlu dengan menarik-narik teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.

2. Melimpahkan wewenang untuk membuat keputusan.

Kepemimpinan manajemen mutu tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau dia yang memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada ke-lompok-kelompok yang ada di bawah pengawasannya. Hal ini dilakukan terutama untuk hal-hal yang menyangkut cara melaksanakan pekerjaan secara teknis. Orang-orang yang ada dalam kelompok-kelompok kerja yang sudah mendapatkan pelatihan dan sehari-hari melakukan pekerjaan itulah yang lebih tahu bagaimana melakukan pekerjaan dan karenanya menjadi lebih kompeten untuk membuat keputusan dari pada sang pimpinan.

3. Merangsang kreativitas.

Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam mengha-silkan barang atau menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan cara kerja. Jadi kalu diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi perubahan, se-bab tanpa perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja. Perubahan bisa diciptakan oleh pemimpin, tetapi tidak perlu harus selalu berasal dari pimpinan, sebab kemampuan pemim-pinpun terbatas. Oleh karena itu pemimpin justru perlu merangsang timbulnya kreativitas di ka-langan orang-orang yang dipimpinnya guna menciptakan hal-hal baru yang sekiranya akan menghasilkan kinerja yang lebih bermutu. Seorang pemimpin tidak selayaknya memaksakan ide-ide lama yang sudah terbukti tidak dapat menghasilkan mutu kinerja seperti yang diharap-kan. Setiap ide baru yang dimaksudkan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bermutu dari manapun asalnya patut disambut baik. Orang-orang dalam organisasi harus dibuat tidak takut untuk berkreasi, dan orang yang terbukti menghasilkan ide yang bagus harus diberi pengakuan dan penghargaan.

4. Memberi semangat dan motivasi untuk berinisiatif dan berinovasi. Seorang pimpinan Mmanajemen mutu selalu mendambakan pembaharuan, sebab dia tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat dihasilkan mutu yang lebih baik. Oleh karena itu dia harus selalu mendorong semua orang dalam organisasinya untuk berani melakukan inovasi-inovasi, baik itu menyangkut cara kerja maupun barang dan jasa yang dihasilkan. Tentu semua itu dilakukan melalui proses uji coba dan evaluasi secara ketat sebelum diadopsi secara luas dalam organisasi. Sebaliknya seo-rang pimpinan tidak sepatutnya mempertahankan kebiasaan-kebiasaan kerja lama yang sudah terbukti tidak menghasilkan mutu seperti yang diharapkan olah organisasi maupun oleh para pelanggannya.

5. Memikirkan program penyertaan bersama.

Manajemen mutu selalu mengupayakan adanya kerjasama dalam tim, kelompok, atau dalam unit-unit organisasi. Program-program mulai dari tahap peren-canaan sampai ke pelaksanaan dan evaluasinya dilaksanakan melalui kerjasama, dan bukan pro-gram sendiri-sendiri yang bersifat individual. Adanya sistem kerja yang didasari oleh kerjasama dalam tim, kelompok atau unit itu harus selalu menjadi pemikiran para pimpinan manajemen mutu. Dasarnya adalah pengikut-sertaan semua orang dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan ba-kat, minat dan kemampuan masing-masing orang. Orang adalah aset terpenting dalam organisasi dan karena itu setiap orang yang ada harus dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan penca-paian tujuan organisasi.

6. Bertindak proaktif.

Pemimpin manajemen mutu selalu bertindak proaktif yang bersifat preventif dan an-tisipatif. Pemimpin manajemen mutu tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila su-dah terjadi masalah. Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masa-lah dan kesulitan di masa yang akan datang. Setiap rencana tindakan sudah difikirkan akibat dan konsekuensi yang bakal muncul, dan kemudian difikirkan bagaimana cara untuk mengeliminasi hal-hal yang bersifat negatif atau sekurang berusaha meminimalkannya. Dengan demikian ke-hidupan organisasi selalu dalam pengendalian pimpinan dalam arti semua sudah dapat diper-hitungkan sebelumnya, dan bukannya memungkinkan munculnya masalah-masalah secara me-ngejutkan dan menimbulkan kepanikan dalam organisasi. Tindakan yang reaktif biasanya sudah terlambat atau setidaknya sudah sempat menimbulkan kerugian atau akibat negatif lainnya.

7. Memperhatikan sumberdaya manusia.

Sudah dikatakan sebelumnya bahwa orang adalah sumberdaya yang paling utama dan paling berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu SDM harus selalu mendapat perhatian yang besar dari pimpinan manajemen mutu dalam arti selalu diupa-yakan untuk lebih diberdayakan agar kemampuan-kemampuannya selalu meningkat dari waktu ke waktu. Dengan kemampuan yang meningkat itulah SDM itu dapat diharapkan untuk mening-katkan mutu kinerjanya. Program-program pelatihan, pendidikan dan lain-lain kegiatan yang bersifat memberdayakan SDM harus dilembagakan dalam arti selalu direncanakan dan dilaksa-nakan bagi setiap orang secara bergiliran sesuai keperluan dan situasi.

8. Bicara tentang adanya persaingan ketat.

Bila berbicara tentang mutu tentu akan terlintas adanya mutu yang tinggi dan mutu yang rendah. Bila dikatakan bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi tentu karena dibandingkan dengan mutu organisasi lain yang kenyataannya lebih rendah. Artinya mutu tentang segala sesuatu itu sifatnya relatif, bukan absolut. Pimpinan dalam manajemen mutu dianjurkan melakukan pem-bandingan dengan organisasi lain, membandingkan mutu organisasinya dengan mutu organisasi lain yang sejenis. Kegiatan ini disebut benchmarking. Pimpinan manajemen mutu selalu berusaha menya-mai mutu kinerja organisasi lain dan kalau bisa bahkan berusaha melampaui mutu organisasi lain. Bila pimpinan berbicara tentang mutu organisasi lain dan kemudian ingin menyamai atau melebihi mutu organisasi lain itu, berarti pmpinan itu berbicara tentang persaingan. Setiap organisasi berusaha mendapatkan pelanggan yang lebih banyak dan yang berciri lebih baik. Usaha ini hanya akan berhasil kalau organisasi itu mampu berkinerja yang mutunya lebih tinggi dari organisasi lain. Ini persaingan. Manajemen mutu dikembangkan untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu pimpinan manajemen mutu selalu harus menyadari adanya persaingan dan berbicara tentang itu dengan orang-orang dalam organisasinya.

9. Membina karakter, budaya dan iklim organisasi.

Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya. Sikap dan perilaku organsasi yang cenderung menim-bulkan rasa senang dan puas pada fihak pelanggan-pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu dibina. Misalnya dalam lembaga pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai belajar, kejujuran, kepelayanan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi. Namun demikian ka-rakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu membina iklim organisasinya agar kon-dusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi tadi. Misalnya dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga dapat menjadi model yang selalu dicontoh oleh orang-orang lain.

10. Kepemimpinan yang tersebar.

Pemimpin manajemen mutu tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya me-nyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain. Pengambilan tentang kebijaksanaan organisasi tetap ditangan pimpinan-atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat teknis disebarkan kepada orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya. Dalam banyak hal bahkan pengambilan keputusan itu diserahkan kepada tim atau kelompok kerja tertentu. Dengan demikian ketergantungan organisasi pada pimpinan akan sangat kecil, tetapi sebagian besar dari orang-orang dalam organisasi itu memiliki kemandirian yang tinggi. Kondisi semacam ini tentu saja akan tercapai melalui penerapan manajemen mutu yang baik dan benar, dan setelah melalui proses pembinaan yang panjang.

E. Alasan Kepemimpinan yang Efektif Dapat Meningkatkan Managemen Mutu

Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan yang bertujuan untuk mempengaruhi kegiatan yang ada dalam sebuah lembaga atau organisasi. Jadi, seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh, memberi semangat,dan berwibawa di hadapan para anggotanya. Adanya beberapa upaya di atas, diharapkan kepemimpinan seorang pemimpin dapat secara maksimal diimplementasikan pada alur perjalanan suatu organisasi. Aktualisasi seorang pemimpin sangat dibutuhkan pada lembaga pendidikan. Kepemimpinan yang efektif dapat memberikan arahan, motivasi kepada para anggotanya. Dengan adanya seorang pemimpin yang efektif maka diharapkan dapat meningkatkan manajemen mutu pendidikan suatu satuan pendidikan.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kepemimpinan efektif saat ini sangat diperlukan bagi semua organisasi. Karena ia tidak hanya bisa mempengaruhi bawahannya sendiri namun juga dapat memberi motivasi agar para bawahannya bekerja dengan seluruh kemampuan dan potensi yang mereka punya untuk mencapai tujuan suatu organisasi/kelompok yang ia pimpin, sehingga tercipta suasana dan budaya kerja yang positif.

Rahasia dalam kepemimpinan efektif adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya saja, bukan juga dari kecerdasannya, namun dari kekuatan dalam dirinya/personality.

Seorang pemimpin yang efektif selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri sebelum memperbaiki orang lain. Kata pemimpin disini bukan sekedar gelar, jabatan, atau nama saja yang diberikan dari luar organisasi. Melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan itu sendiri lahir dari proses-proses internal (leadership from the inside out).

B. SARAN

Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi harus mampu mempimpin organisasinya dengan efektif agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan dan tercipta organisasi yang bermutu.


DAFTAR PUSTAKA

Miftah. 1985.Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: CV. Rajawali

Comments
0 Comments

Post a Comment