MENGATASI KESULITAN BELAJAR BERHITUNG PADA ANAK MELALUI PENDEKATAN TEMAN SEBAYA
Disusun oleh :
Inge Febriliana 09141107
Inggriani Andewi P. 09141108
Irfan Fajar Handika 09141109
Ismi Munawaqiroh 09141110
Isna Rahmawati 09141111
Ita Setyaningrum 09141112
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2011
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................….i
Daftar Isi ...........................................................................................................…ii
A. Judul Program ..........................................................................................1
B. Latar Belakang ......................................................................................…1
C. Perumusan Masalah ...............................................................................…3
D. Tujuan Program ...................................................................................….3
E. Luaran yang diharapkan........................................................................…..3
F. Kegunaan Program....................................................................................3
G. Gagasan.....................................................................................................3
H. Solusi yang Pernah Ditawarkan..............................................................… 4
I. Seberapa Jauh Kondisi Kekinian............................................................… 4
J. Pihak-pihak yang Dipertimbangkan........................................................….7
K. Langkah-langkah Strategis Teknik Implementasi...................................….. 8
L. Kesimpulan............................................................................................... 8
M. Lampiran................................................................................................... 11
Berhitung merupakan kemampuan yang digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik ketika membeli sesuatu, membayar rekening listrik, dan lain sebagainya. Akan tetapi tidak cukup sedikit anak yang mnegalami kesuklitan berhitungatau biaa disebut dengan istilah dyscalculia. Pada awalnya solusi yang diberikn untuk mengatasi anak yang sulit berhitung adalah dengan menggunakan kalkulator. Namun dampak yang divtimbulkan pada anak adalah anak cenderung tidak mau berfikir untuk berhitung. Untuk itu diperlukan adanya alternative solusi lain untuk mengatasi anak dyscalculia.
Karya tulis ini dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan cara mengatasi anak dyscalculia dengan menggunakan pendekatan teman sebaya dan beberapa cara yang ditawarkan pada orang tua.
Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat mencapai hasil belajar optimal. Dalam melaksanakan program ini langkah-langkah yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
a. Membentuk suatu team untuk menjalankan solusi yang telah ditawarkan. Menjalin kerja sama antar guru dan siswa dalam pemilihan tutor.
b. Melakukan sosialisasi kepada orang tua dan guru mengenai cara membimbing anak dyscalculia.
Dengan tutoring diharapkan dapat membantu mengatasi kesulitan berhitung pada anak.
A. JUDUL PROGRAM
MENGATASI KESULITAN BELAJAR BERHITUNG PADA ANAK MELALUI PENDEKATAN TEMAN SEBAYA.
B. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Anak-anak yang sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian juga para orang tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan dalam belajar. Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak mereka kesulitan dalam belajar.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal.
Fenomena ini kemudian menjadi perhatian para ilmuan yang tertarik dengan masalah kesulitan belajar. Keuntungannya ialah, mereka mencoba menemukan metode-metode yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar tersebut tetap dapat belajar dan mencapai apa yang diharapkan guru dan orang tua.
Berhitung merupakan kemampuan yang digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik ketika membeli sesuatu, membayar rekening listrik, dan lain sebagainya. Tidak diragukan lagi bahwa berhitung merupakan pekerjaan yang kompleks yang di dalamnya melibatkan membaca, menulis, dan keterampilan bahasa lainnya, kemampuan untuk membedakan ukuran-ukuran dan kuantitas relatif dan obyektif, kemampuan untuk mengenali urutan, pola, dan kelompok, ingatan jangka pendek untuk meningat elemen-elemen dari sebuah soal matematika saat mengerjakan persamaan, kemampuan membedakan ide-ide abstrak, seperti angka-angka negatif, atau system angka yang tidk menggunkan basis sepuluh.
Meskipun banyak masalah yang mungkin turut mempengaruhi kemampuan untuk memahami, dan mencapai keberhaislan dalam pelajaran matematika. Istilah ‘dyscalculia’, biasanya mengacu pada pada suatu problem khusus dalam menghitung, atau melakukan operasi aritmatika, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Gejala-gejala yang perlu diketahui antara lain:
- Penderita tidak mengerti dan memahami angka-angka, tidak mengetahui fungsi penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian
- Tidak bisa membaca nomor berurutan, misalnya angka 57 akan dibaca 75.
- Tidak memahami angka yang lebih besar atau lebih kecil, misalnya 12 dan 16.
- Bingung dengan angka yang mirip , misalnya 6 dan 9.
- Tidak dapat membaca table.
- Tidak dapat menentukan kanan atau kiri.
- Tidak dapat menentukan arah mata angin walaupun sudah diberi kompas.
- Mengalami kesulitan dalam membaca jam terutama jam digital.
C. PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar berhitung pada anak?
D. TUJUAN PROGRAM
Program ini bertujuan untuk memberikan solusi atau cara terhadap guru maupun orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar berhitung pada anak.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah guru dan orang tua tidak lagi menemukan kesulitan dalam medidik anak untuk belajar berhitung dan anak juga tidak lagi mengalami kesulitan belajar berhitung.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan program ini adalah untuk meningkatkan salah satu keterampilan dasar peserta didik yaitu dalam hal kemampuan berhitung. Selain pada siswa program ini juga berguna untuk guru yaitu guru tidak lagi menemui anak yang kesulitan berhitung dan guru juga lebih mudah dalam menyampaikan materi yang berhubungan dengan hitung menghitung.
G. GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Seorang anak bersama Jesica (sepuluh tahun, duduk di kelas V) didapati mengalami masalah dengan mata pelajaran matematika. Nilai matematika yang Jessica dapat selalu rendah, walaupun pada mata pelajaran lain, nilainya baik. Lalu seorang guru memanggilnya, dan memberinya lembar kertas dan pensil dan memintanya menyelesaikan soal berikut: Jones seorang petani memiliki 25 pohon apel dan tiap pohon menghasilkan 50 kilogram apel pertahun, berapa kilogram apel yang dihasilkan Jones tiap tahun?. Ia berusaha keras menemukan jawabannya tetapi tetap tidak bisa. Ketika guru bertanya bagaimana cara menyelesaikan, ia menjawab, ia harus mengalikan 25 dengan 50, akan tetapi ia tidak dapat menghitungnya. Kemudian guru memberinya kalkulator, dan kemudian ia dapat menghitungnya. Inilah gambaran seorang anak yang mengalami problem “dyscalculia”.
H. SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN ATAU DITERAPKAN SEBELUMNYA UNTUK MEMPERBAIKI KEADAAN PENCETUS GAGASAN
Solusi yang pernah ditawarkan sebelumnya yaitu jalan pintas, sebagaimana Jessica diberikan kalkulator untuk menghitung, maka anak dengan problem dyscalculia ini juga dapat diberikan calculator untuk menghitung. Hal ini sederhana karena anak dengan problem dyscalculia tidak memiliki masalah dengan kaitan antara angka, akan tetapi lebih kepada menghitung angka-angka tersebut.
I. SEBERAPA JAUH KONDISI KEKINIAN PENCETUS GAGASAN DAPAT DIPERBAIKI MELALUI GAGASAN YANG DIAJUKAN
Apabila dilihat dari dampak yang akan ditimbulkan akibat anak bergantung dengan alat hitung kalkulator maka harus ada alternative solusi lainnya. solusi tersebut dapat diberikan melalui guru dan orang tua.
- Solusi yang diberikan oleh guru.
Kita dapat menawarkan beberapa bentuk penganganan matematika yang intensif dapat kita lakukan dengan teknik “individualisasi yang dibantu tim”. Pendekatan ini menggunakan pengajaran secara privat dengan teman sebaya (peer tutoring). Pendekatan ini mendasari tekniknya pada pemahaman bahwa kecepatan belajar seorang anak berbeda-beda, sehingga ada anak yang cepat menangkap, dan ada juga yang lama. Teknik ini mendorong anak yang cepat menangkap materi pelajaran agar mengajarkannya pada temannya yang lain yang mengalami problem dyscalculia tersebut.
Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat mencapai hasil belajar optimal. Hamalik (1990:73) menyatakan tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. Siswa yang dipilih guru adalah teman sekelas dan memiliki kemampuan lebih cepat memahami materi yang diajarkan, selain itu memiliki kemampuan menjelaskan ulang materi yang diajarkan pada teman-temannya. Karena siswa yang dipilih menjadi tutor ini seumur (sebaya) dengan teman-temannya yang akan diberikan bantuan, maka tutor tersebut sering dikenal dengan sebutan tutor sebaya.
Pengertian di atas sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (1986:77) bahwa tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Untuk menentukan seorang tutor ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai prestasi belajar matematikanya lebih besar atau sama degan delapan, dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa dalam belajar.
Sejalan dengan uraian di atas, Arikunto (1986:62) mengemukakan bahwa dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.
b. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan.
c. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
d. Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.
Siswa yang ditunjuk sebagai tutor akan ditugaskan membantu siswa yang akan mendapat program perbaikan, sehingga setiap tutor harus diberikan petunjuk yang sejelas-jelasnya tentang apa yang harus dilakukan. Petunjuk ini memang mutlak diperlukan bagi setiap tutor karena hanya gurulah yang mengetahui kelemahan siswa, sedangkan tutor hanya membantu melaksanakan perbaikan, bukan mendiagnosa.
Pendekatan tutor sebaya adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana yang melakukan kegiatan pembelajaran adalah siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki kemampuan lebih cepat menyerap materi pelajaran akan membantu siswa yang kurang cepat menyerap materi pelajaran. Karena memiliki usia yang hampir sebaya, adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawannya yang lain karena tidak adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya.
Pendekatan tutor sebaya ini cocok untuk mengajarkan matematika, terutama dalam menyelesaikan soal-soal cerita operasi bilangan pecahan. Apabila pendekatan ini digunakan oleh guru dengan baik dengan memberikan bimbingan terlebih dahulu kepada siswa yang akan menjadi tutor, maka pendekatan tutor sebaya ini dapat membantu siswa dalam memahami materi operasi bilangan pecahan, sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal cerita operasi bilangan pecahan dapat ditingkatkan.
- Solusi yang ditawarkan pada orang tua
1. Mencoba menvisualisasikan konsep matematis yang sulit dimengerti dengan menggunakan gambar, grafik ataupun kata-kata untuk membantu pemahaman anak.
c. Hubungkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari., Misalnya mengitung piring ketika selesai makan, dll.
d. Buat pelajaran matematika menjadi suatu pelajaran yang menarik.
e. Menyuarakan konsep matematika yang sulit dimengerti dan meminta anak sia nak untuk mendengarkan secara cermat.
f. Menuangkan konsep matematika ataupun angka-angka secara tertulis diatas kertas agar anak mudah melihatnya dan tidak sekedar abstrak.
g. Seringlah mendorong anak melatih ingatan secara kreatif, misalnya dengan menyanyikan angka-angka.
h. Pujilah setiap keberhasilan anak, karena pujian merupakan reward agar anak bertambah semangat
- PIHAK-PIHAK YANG DIPERTIMBANGKAN DAPAT MEMBANTU MENGIMPLEMENTASIKAN GAGASAN DAN URAIAN PERAN ATAU KONTRIBUSI MASINGMASINGNYA
Teman sebaya sebagai alternative solusi untuk mengatasi anak dyscalculia adalah dengan cara belajar dengan teman sebayanya. pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat mencapai hasil belajar optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut
adapun beberapa pihak yang dapat membantu mengimplementasikan program ini yaitu:
· Guru
· Siswa
· Orang tua
Program ini akan terlaksana apabila dilaksanakan oleh guru yang professional dalam meilih siswa yang dijadikan sebagai tutor.
- LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS TEKNIK IMPLEMENTASI YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN GAGASAN SEHINGGA TUJUAN ATAU PERBAIKAN YANG DIHARAPKAN DAPAT TERCAPAI
Dalam melaksanakan program ini langkah-langkah yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
a. Membentuk suatu team untuk menjalankan solusi yang telah ditawarkan. Menjalin kerja sama antar guru dan siswa dalam pemilihan tutor.
b. Melakukan sosialisasi kepada orang tua dan guru mengenai cara membimbing anak dyscalculia.
c. Membentuk team belajar dengan salah satu siswa menjadi tutornya.
d. Memberikan soal-soal latihan kepada anak dyscalculia dari soal yang paling mudah hingga soal yang paling sulit untuk melatih keterampilan berhitung anak.
L. KESIMPULAN
Gagasan yang diajukan
Pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan, walaupun mungkin saja kemampuan yang dimiliki berbeda satu dengan yang lainnya. pada tingkat pendidikan dasar berbagai kemampuan tersebut masih memiliki relasi yang kuat, membaca, menulis, serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada pada salah satu kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain.
Dengan demikian apa yang kita sering lakukan baik sebagai seorang orang tua, ataupun seorang guru dengan mengatakan seorang anak yang mendapatkan nilai yang rendah merupakan anak yang bodoh dan gagal perlu menjadi perhatian kita. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa mungkin saja anak hanya mengalami gangguan pada salah satu kemampuan tadi, dan ia tidak tahu bagaimana mengatasi masalah tersebut.
Untuk itu, yang terpenting bagi kita adalah dapat menelaah dengan baik perkembangan anak kita. Diagnosis terhadap permasalahan sesungguhnya yang dialami anak mutlak harus dilakukan. Dengan demikian kita akan mengetahui kesulitan belajar apa yang dialami anak, sehingga kita dapat menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.
Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat mencapai hasil belajar optimal. Pendekatan ini mendasari tekniknya pada pemahaman bahwa kecepatan belajar seorang anak berbeda-beda, sehingga ada anak yang cepat menangkap, dan ada juga yang lama. Teknik ini mendorong anak yang cepat menangkap materi pelajaran agar mengajarkannya pada temannya yang lain yang mengalami problem dyscalculia tersebut.
Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan
Dalam melaksanakan program ini langkah-langkah yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
a. Membentuk suatu team untuk menjalankan solusi yang telah ditawarkan. Menjalin kerja sama antar guru dan siswa dalam pemilihan tutor.
b. Melakukan sosialisasi kepada orang tua dan guru mengenai cara membimbing anak dyscalculia.
c. Membentuk team belajar dengan salah satu siswa menjadi tutornya.
d. Memberikan soal-soal latihan kepada anak dyscalculia dari soal yang paling mudah hingga soal yang paling sulit untuk melatih keterampilan berhitung anak.
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan)
Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat mencapai hasil belajar optimal. Focus terutamanya adalah membuat siswa dapat belajar secra bebas dengan teman sebayanya tanpa rasa takut dan malu. Adapun prediksi yang akan diperoleh yaitu pertama, siswa dapat belajar optimal apabila tutor yang dipilih guru benar-benar pandai dan dapat menyampaikan materi seperti yang diharapkan.
Kedua akan mengurangi kesulitan siswa dalam belajar berhitung. Karena siswa merasa nyaman belajar dengan temannya maka siswa akan termotivasi untuk bisa berhitung seperti teman-temannya. Ketiga, melalui program ini juga akan menghilangkan kebiasaan siswa menggunakan kalkulator dan siswa akan terbiasa menggunakan pikirannya untuk berhitung.