Berita Terbaru :
Sunday, January 13, 2013

Upaya Meningkatkan Budaya Gemar Membaca

UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA GEMAR MEMBACA MELALUI ROLLING BOOK PADA SISWA SDN NGLAMES 01 KECAMATAN MADIUN KABUPATEN MADIUN

logo ikIp baru

Oleh :

INGGRIANI ANDEWI PRAYOGI

NPM. 09.141.108/ 7C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2013

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak sekali bermunculan barang-barang elektronik yang dapat menyajikan hiburan bagi masyarakat. Adanya televisi, handphone, komputer dan barang-barang elektronik lainnya menjadi hiburan yang menarik bagi masyarakat, tidak terkecuali anak-anak. Anak-anak lebih suka menonton televisi daripada membaca buku mereka. Jangankan membaca buku, melihatnya saja enggan.

Untuk mengisi waktu luangnya mereka senang dengan menonton televisi, bermain atau menghabiskan waktu dengan dunia maya. Apalagi sekarang facebook telah menjamur dan meracuni pikiran mereka. Setiap anak mempunyai handphone yang tidak digunakan untuk hal positif justru merusak dunia pendidikan.

Membaca adalah suatu hal yang dianggap menyebalkan bagi anak. Sekolahpun jika tidak ada pekerjaan rumah yang harus mereka kerjakan membuat anak malas untuk belajar bahkan malas untuk sekedar membaca. Jika hal ini terus dibiarkan maka tujuan dari pendidikan nasional Indonesia tidak akan tercapai. Membaca merupakan hal yang paling diperlukan jika seseorang ingin mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini.

Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah itu, pemerintah membangun perpustakaan yang menyediakan banyak buku yang dapat dibaca oleh siswa. Namun hal tersebut tidak membantu banyak bahkan peran perpustakaan cenderung mati. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan alternatif solusi yang dapat mengatasi masalah minat baca ini secara efektif dan efisien.

Minat baca masyarakat Indonesia saat ini sangat rendah. Menurut Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan H.R Agung Laksono prosentase minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,01%. Artinya dari 10.000 orang Indonesia hanya 1 orang saja yang gemar membaca. Selain itu pemerintah juga berupaya mengembangkan perpustakaan keliling dan koran desa. “Harus membuat perpustakaan yang mudah diakses dan membuat masyarakat tertarik dengan perpustakaan,” ungkapnya. Diharap dengan upaya itu minat baca masyarakat bisa terdorong naik. Sementara itu Sekertaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indroyono Soesilo mengatakan bahwa tingkat minat baca masyarakat Indonesia masih jauh ketinggalan dibanding negara lain seperti Jepang yang mencapai 45 persen. “Sedangkan Singapura 55 persen,” katanya.

Ditemukan fakta bahwa siswa SDN Nglames 01 memiliki daya tarik membaca yang sangat kurang. Ditunjukkan dengan adanya sikap acuh tak acuh atas didirikannya perpustakaan sekolah menandai bahwa siswa kurang gemar membaca. Apalagi ditambah dengan pemanfaatan perpustakaan yang kurang maksimal membuat rasa malas membaca itu betah bertahan dalam pikiran siswa.

SDN Nglames 01 mempunyai sebuah perpustakaan yang cukup dan memadai apabila dimanfaatkan dengan baik dan benar. Namun pada kenyataannya perpustakaan ini hanya digunakan sebagai pelengkap sarana dan prasarana sekolah saja. Sebelum mahasiswa PPL hadir di SDN Nglames 01, ruang perpustakaan hanya ditutup sehari-harinya. Tanpa memberikan kesempatan siswa untuk membaca buku di dalamnya dan menggali ilmu. Perpustakaan hanya dibuka ketika diadakan rapat KKG atau pertemuan lainnya yang dilakukan oleh antar guru. Dengan demikian sudah terlihat jelas bahwa minat baca siswa rendah, dan guru kurang mendukung adanya pengelolaan dan pemanfaatan perpustakaan yang ada di sekolah tersebut.

Proses pemecahan masalah dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan rekan sejawat bersama guru, peneliti bekerja secara tim mulai dari persiapan, pelaksanaan dan pelaporan.

Dari latar belakang di atas maka peneliti berupaya untuk “Meningkatkan Budaya Gemar Membaca Melalui Rolling Book Pada Siswa SDN Nglames 01 Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun”. Dengan adanya rolling book diduga siswa akan aktif membaca, lebih bebas dalam meminjam buku tanpa rasa malu karena yang bertindak sebagai petugas adalah siswa sendiri dan perpustakaan ini dari, oleh dan untuk siswa.

B. Identifikasi Masalah

a. Masih banyak siswa yang kurang aktif gemar membaca.

b. Kurangnya pemanfaatan perpustakaan sekolah sehingga membuat rasa malas membaca bertahan pada diri siswa.

c. Untuk peningkatan budaya membaca pada siswa di SD Negeri Nglames 01 belum menggunakan Rolling Book.

C. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka rumusan masalah ini dirumuskan sebagai berikut:

a) Apakah manfaat rolling book bagi siswa SDN Nglames 01?

b) Bagaimana penerapan rolling book dapat meningkatkan budaya gemar membaca pada siswa SDN Nglames 01?

2. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi rendahnya gemat membaca bagi siswa SDN Nglames 01, akan diadakan penerapan rolling book. Langkah-langkahnya adalah:

(1) peneliti akan mensosialisasikan tentang adanya rolling book di SDN Nglames 01.

(2) mendemonstrasikan bagaimana penerapan rolling book di SDN Nglames 01.

(3) kemudian peneliti akan menunjuk siswa dari kelas 4, 5, 6 sebagai petugas rolling book secara bergantian.

(4) setiap hari pada jam istirahat petugas wajib mengunjungi tiap-tiap kelas untuk menawarkan buku bacaan pada siswa dengan jadwal 1 minggu tiap anak.

(5) setelah anak selesai membaca, wajib mengembalikan buku dan membuat ringkasan dari apa yang telah dibacanya.

(6) kemudian ringkasan tersebut ditempelkan di majalah dinding tiap kelas yang telah disediakan beserta nama siswa.

(7) kegiatan tersebut akan menandakan bahwa siswa benar-benar membaca dan menarik minat untuk tidak mau kalah saingan dengan temannya karena harus membuat ringkasan di majalah dinding.

(8) guru mengamati, dan memberikan reward pada siswa agar siswa merasa dihargai serta menjadi semakin termotivasi.

D. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan manfaat rolling book bagi siswa SDN Nglames 01.

b. Mendeskripsikan penerapan rolling book untuk meningkatkan budaya gemar membaca pada siswa SDN Nglames 01.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian akan memberikan sumbangan yang bersifat teoritik pada khasanah pengetahuan khususnya dalam bidang membaca bagi siswa. Di samping itu juga akan memberikan manfaat pada siswa antara lain: dalam pelaksanaan PTS siswa akan lebih aktif, merasa senang karena diadakannya rolling book, dan memotivasi siswa untuk gemar membaca. Manfaat bagi guru antara lain: apabila siswa gemar membaca tentu saja akan memperluas pengetahuan siswa dan akan memudahkan guru dalam penyampaian materi yang diterima oleh siswa.

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Membaca dan Tujuan Membaca

1. Definisi Membaca

Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, karena dalam membaca tidak hanya melafalkan tulisan-tulisan, melainkan melobatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Membaca sebagai proses visual, karena membaca adalah aktivitas menterjemahkan symbol-simbol bunyi (huruf) kedalam kata-kata lisan. Membaca sebagai proses berfikir, karena dalam membaca melibatkan aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi dan pemahaman kreatif (Crawlet dan Mountain (1995) dalam Rahim, 2008:2).

Tarigan (2008:7) mengutip pendapat Hodgson menyebutkan bahwa membaca adalah “suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis”.

Anderson menyebutkan bahwa dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding proses). Pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan bahasa tulisan yang menjadi bunyi yang bermakna. Makna bahasa inilah yang memberikan manfaat kepada pembaca.

2. Tujuan Membaca

Kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang tentu memiliki tujuan tertentu. Namun pada dasarnya membaca memiliki dua tujuan. Yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum membaca adalah untuk mencari dan mendapatkan informasi dari sumber yang dibaca. Dan secara khusus mengemukakan bahwa membaca memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh para penemu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian atau fakta (reading for details or facts).

b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal tersebut merupakan topic yang baik atau menarik. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for mains ideas).

c. Membaca untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita. Membaca seperti ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan (reading for sequence or organization).

d. Membaca untuk mengetahui serta menemukan mengapa para tokoh merasakan. Membaca seperti ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inferensi).

e. Membaca untuk mengetahui dan menemukan apa-apa yang tidak bisa atau tidak wajar mengenai seorang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk mengelompokkan (reading for classify).

f. Membaca untuk mencari atau menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk menilai (reading tu evaluate).

g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah. Membaca seperti ini disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading for compare or contrasts).

       Sedangkan menurut Rahim (2008:11) mengutif pendapat Balnton, dkk dan Irwin dalam Burns dkk (1996) menyebutkan tujuan membaca meliputi:

a. Kesenangan;

b. Menyempurnakan membaca nyaring;

c. Menggunakan strategi tertentu;

d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik

e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;

f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;

g. Mengkonfirmasi atau menolak prediksi;

h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain;

i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

B. Jenis-Jenis Buku Bacaan Untuk Anak Sekolah Dasar

menurut Asosiasi Perpustakaan Amerika, buku anak adalah buku yang sesuai dengan tingkat kemampuan membaca dan minat anak-anak dan kelompok umuur tertentu atau tingkatan pendidikan, mulai prasekolah-kelas VI SD. Kategorinya antara lain buku nonfiksi dan novel untuk remaja, buku kartun tebal (board book), buku lagu anak, buku mengenal alfabet, belajar berhitung, buku bergambar (picture story book). “Bacaan anak umumnya ditulis dengan kalimat singkat, pilihan kosakata dan tata bahasa lebih sederhana dibandingkan sastra dewasa. Tujuannya agar saat teks dibaca kalimat yang terdapat pada buku mudah dimengerti anak,” urai Evi Sukmaningrum, Psi.M.si, Psikolog dari Universitas Atmajaya. Ryan Shahrezane, pendongeng “Read a Story” erlangga menambahkan, “ilustrasi sangat penting dalam buku bacaan anak dan merupakan kesatuan dengan cerita. anak yang belum bisa membaca akan sangat memerhatikan gambar-gambar dalam buku”. Bacaan anak pun bisa hanya berisi gambar dengan sedikit atau tanpa teks sekalipun. Jumlah ilustrasi dalam buku anak juga lebih banyak dibanding ilustrasi buku sastra dewasa. semakin muda target pembaca, maka semakin banyak pula ilustrasi yang diberikan.

Menurut Ryan, pada usia balita hinggga SD (kelas rendah), anak biasanya lebih suka cerita bergambar dan komik sebagai bacaan. Jalan cerita menjadi lebih mudah dicerna karena ada visualisasi gambar. selain bergambar, cerita komik biasanya lebih sederhana “ kebanyakan orang tua lebih mengenalkan komik kepada anak-anak untuk mendorong minat baca mereka itu tak menjadi masalah, namun pilihlah komik atau cerita bergambar yang tidak mengandung unsur kekerasan atau pornografi!” tegas Ryan.

Tahap pengenalan buku kepada anak hendaknya dilakukan bertahap. “Untuk anak usia 1 tahun ke bawah, buku yang tepat berupa soft book-memuat perbagai bentuk binatang dengan warna-warni ceria. Buku jenis ini dapat mengajarkan motorik kasar anak lewat sentuhan atau meraba gambar-gambar yang sengaja dibuat timbul pada halaman-halaman buku tersebut. Sedangkan untuk anak usia 1-3 tahun, dapat diperkenalkan buku yang terdapat bunyi musik di dalamnya. berikan pula buku ccerita bergambar yang berisi pesan moral berupa fabel, dengan tokoh utama binatang. Dengan jalan cerita sederhana dan ilustrasi tokoh utama binatang yang lucu anak akan lebih mudah memahami pesan moral yang terkandung dalam buku. Tokoh kartun anak juga dapat dijadikan tokoh dalam buku.

Seiring bertambahnya usia anak jenis buku yang dijadikan bacaan juga akan berganti. “Untuk anak usia 3-5 tahun buku aktivitas seperti mewarnai, menggunting, menempel, dapat dijadikan pilihan. Selain mengasah kreativitas, keterampilan motorik halus si kecil juga dapat terasah. Sedangkan untuk anak usia > 5 tahun, buku cerita berbentuk pop up book atau lift up book rasanya tepat untuk mengimajinasinya,” tutur Evi. sementara itu tema buku bagi anak > 5 tahun dapat berubah menjadi tokoh-tokoh legendaris atau cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia. “Cerita rakyat sangat cocok diberikan pada anak usia SD. Namun diselingi buku-buku sejarah agar pengetahuan anak bertambah. Anak usia SD sudah waktunya diajak membaca buku nonfiksi yang syarat dengan fakta dan pengetahuan,” tutup Ryan.

C. Rolling Book untuk Meningkatkan Budaya Gemar Membaca Pada Siswa SDN Nglames 01 Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun

Penerapan Rolling Book diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan budaya gemar membacanya, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain memabaca, meringkas, dan berkreasi untuk menempelkan sebuah ringkasan ccerita di majalah dinding sekolah. Setelah siswa selesai membaca buku bacaan yang dipinjam maka siswa harus dapat membbuat sebuah hasil karya yaitu ringkasan cerita yang telah dibacanya.

Kelebihan penerapan Rolling Book ini antara lain, rolling book cocok untuk mereka yang malas pergi ke perpustakaan:

1. Siswa tidak harus pergi ke perpustakaan dan berdesak-desakan hanya untuk meminjam buku.

2. Siswa dapat membaca buku secara fleksibel.

3. Dapat melatih diri siswa untuk bertanggung jawab ketika menjadi petugas roling book.

4. Memberikan ketrampilan pada siswa untuk membaca dan meringkas cerita.

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Nglames 01 yang beralamatkan di Jl. Raya Nglames Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September 2012 sampai Nopember 2012.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa SDN Nglames 01 Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun tahun Pelajaran 2011/2012. Subjek penelitian ini berjumlah 115 siswa yang terdiri dari 55 siswa laki-laki dan 60 siswa perempuan.

C. Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Clasroom Action Research atau Penelitian tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsini Arikunto (2007:74) bahwa PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu, perencanaan (Plaining), Pelaksanaan (Acting), pengamatan (Adserting), dan refleksi (Reflecting) yang dapat digambarkan sebagai berikut :

 
Siklus PTK
 

Gambar : Siklus penelitian tindakan kelas (PTK)

Sumber : Suharsini Arikunto

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Ø Siklus I

1. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan studi pendahuluan dengan melakukan refleksi terhadap kebiasaan membaca siswa SDN Nglames 01. Peneliti berupaya mmengingat kembali berbagai peristiwa atau kegiatan yang dilakukan siswa ketika istirahat. mewawancarai siswa-siswa SDN Nglames 01 kegiatan apa saja yang dilakukan ketika mereka istirahat. di samping itu peneliti juga melakukan telaah dokumen-dokumen tentang kegiatan membaca. Peneliti juga menanyakan bagaimana pemanfaatan perpustakaan di SDN Nglames 01.

Studi pendahuluan tersebut menghasilkan permasalahan-permasalahan tentang minat baca siswa dan kurangnya pemanfaatan perpustakaan sekolah yang ada. Peneliti merasakan adanya masalah mengenai rendahnya minat baca siswa di SDN Nglames 01.

Berangkat dari masalah di atas, maka pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan:

a. pembuatan desain perencanaan rolling book

b. persiapan cara kerjanya

c. menyiapkan instrumen untuk pengumpulan data berupa pengamatan, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap tindakan dan observasi, peneliti mempraktikkan penerapan rolling book sesuai desain yang telah disusun sebelumnya. Peneliti merekam berbagai peristiwa dan kegiatan yang dilakukan siswa ketika istirahat. Peneliti membuat catatn-catatan hasil pengamatan dan mendokumentasikan hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.

3. Tahap Pengamatan

Dalam tahap ini guru dan observer yang dilakukan secara kolaborasi. Guru melakukan pengamatan dan pengambilan data dari sikap siswa dalam kegiatan rolling book.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti melakukan refleksi dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tahap tindakan dan observasi. Refleksi dimaksudkan untuk melakukan berfikir ulang terhadap apa yang sudah dilakukan, apa yag belum dilakukan, apa yang sudah dicapai, apa yang belum dicapai, apakah maslah sudah terpecahkan atau belum, jika belum maka dilanjutkan pada siklus ke 2.

Ø Siklus II

Pelaksanaan siklus II pada prinsipnya sama dengan siklus I, dengan beberapa perubahan berdasarkan analisis refleksi pada siklus I, dengan harapan pada siklus II akan lebih baik.

D. Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Edy Siswanto.2012. Penelitian Tindakan Kelas.Madiun:IKIP PGRI Madiun

http://20211867.siap-sekolah.com/2012/04/14/pengertian-dan-tujuan-membaca/ diakses pada tanggal 29 Nopember 2012

http://www.tempo.co/read/news/2012/01/12/079377034/Hanya-1-dari-10-Ribu-Warga-Indonesia-Suka-Membaca diakses pada tanggal 26 Oktober 2012

http://www.anitacemerlang.com/tips/kesehatan/178-memilih-bacaan-untuk-sibuah-hati.html diakses pada tanggal 29 Oktober 2012

 

Alhamdullilah atas rahmat Alloh tugas individu PTK bisa aku selesaikan,, untuk sahabat UPHiL n RAGHieL yang ingin mendownload posting saya ini dalam format Word bisa klik Disini. Semoga bermanfaat, maju terus Pendidikan Indonesia..!!

Comments
0 Comments

Post a Comment