PENDEKATAN CTL
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep
pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan
dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan
sehari-hari. Melalui proses penerapan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari,
peserta didik akan merasakan pentingnya belajar, dan akan memperoleh makna yang
mendalam terhadap apa yang dipejarinya.
Prinsip-prinsip CTL:
1. Konstruktivisme, konsep ini yang menuntut siswa untuk menyusun dan
membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu.
Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Strategi pemerolehan
pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa
mendapatkan dari atau mengingat pengetahuan.
2. Tanya jawab, dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik
oleh guru maupun oleh siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara
berpikir siswa, seangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan. Tanya
jawab dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, siswa
dengan guru, atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
3. Inkuiri,
merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/ konsep yang bermula dari
melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian membangun teori
atau konsep. Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis,
pengumpulan data, analisis data, kemudian disimpulkan.
4. Komunitas belajar, adalah kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi
sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan. Prakteknya dapat
berwujud dalam; pembentukan kelompok kecil atau kelompok besar serta
mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat, bekerja dengan
kelas di atasnya, beekrja dengan masyarakat.
5. Pemodelan, dalam konsep ini kegiatan mendemontrasikan suatu kinerja
agar siswa dapat mencontoh, belajr atau melakukan sesuatu sesuai dengan model
yang diberikan. Guru memberi model tentang how to learn (cara
belajar) dan guru bukan satu-satunya model dapat diambil dari siswa berprestasi
atau melalui media cetak dan elektronik.
6. Refleksi,
yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman
yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang
belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Adapun
realisasinya adalah; pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari
itu, catatan dan jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai
pembelajaran pada hari itu, diskusi dan hasil karya.
7. Penilaian otentik, prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan
(pengetahuan, ketrampilan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian
otentik adalah pada; pembelajaran seharusnya membantu siswa agar mampu mempelajari
sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi di akhr periode, kemajuan belajar
dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai cara,
menilai pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa.
Penerapan CTL dalam pembelajaran
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan
engkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru. Lakukan sejauh mungkin
kegiatan inkuiri untuk semua toipik. Kembangkan sifat keingin tahuan siswa
dengan cara bertanya. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam
kelompok-kelompok). Hadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran. Lakukan
refleksi pada akhir pertemuan. Lakukan penilaian otentik yang betul-betul
menunjukkan kemampuan siswa.
Sumber: