Membaca sastra di SD kelas IV semester I
1.
Membaca
satra puisi
Dalam membaca
puisi merupakan jenis membaca
estetis, yang mana dalam membaca puisi hal-hal yang ditekankan adalah ekspresi
yang meliputi mimik, pantomimik,
penghayatan, emosi. Misalnya pada kelas IV semester I terdapat materi “membaca
puisi”.
Pada dasarnya, kegiatan membaca puisi merupakan upaya apresiasi puisi.
Secara tidak langsung, bahwa dalam membaca puisi, pembaca akan berusaha
mengenali, memahami, menggairahi, memberi pengertian, memberi penghargaan,
membuat berpikir kritis, dan memiliki kepekaan rasa. Semua aspek dalam karya sastra dipahami, dihargai
bagaimana persajakannya, irama, citra, diksi, gaya bahasa, dan apa saja yang
dikemukakan oleh media. Pembaca akan berusaha untuk menerjemahkan bait perbait
untuk merangkai makna dari makna puisi yang hendak disampaikan pengarang.
Pembaca memberi apresiasi, tafsiran, interpretasi terhadap teks yang dibacanya. Setelah diperoleh pemahaman yang dipandang
cukup, pembaca dapat membaca puisi.
Karena kata “membacakan” mengandung makna benefaktif, yaitu melakukan
sesuatu pekerjaan untuk orang lain, maka penyampaian bentuk yang mencerminkan isi harus
dilakukan dengan total agar apresiasi pembaca terhadap makna dalam puisi dapat tersampaikan dengan baik
kepada pendengar. Makna yang telah didapatkan dari hasil apresiasi diungkapkan
kembali melalui kegiatan membaca puisi. Dapat pula dikatakan sebagai suatu
kegiatan transformasi dari apresiasi pembaca dengan karakter pembacaannya,
termasuk ekspresi terhadap penonton.
2.
Membaca
satra cerpen
Dalam membaca sebuah cerpen siswa ditekankan untuk
mengetahui isi dari bacaan yang telah dibacanya. Dalam kegiatan ini merupakan
membaca pemahaman, yang ditekankan adalah penguasaan isi. Artinya setelah siswa
melakukan kegiatan membaca, siswa dapat menceritakan kembali apa isi bacaan
tersebut.
3.
Membaca
satra pantun
Dalam
membaca sebuah pantun siswa yang ditekankan adalah intonasi, penjedaan. Artinya
nada atau intonasi siswa dapat sesuai dengan isi pantun yang dibacakannya.