Disusun oleh :
Inggriani Andewi P (09141108)
PGSD IIC
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2010
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis menyelesaikan makalah dengan judul : “PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK”.
Mulai perencanaan sampai dengan penyelesaian makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan-bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Parji, M.Pd., Rektor IKIP PGRI Madiun.
2. Bapak Drs. Ibadullah Malawi, M.Pd., selaku Kepala Program Studi.
3. Dra. Renyep Proborini, M.Ed., Dosen Bmbingan dan Konseling.
4. Bapak dan Ibu orang tua yang telah memberikan dorongan dan doa restu, baik moral maupun material selama penulis menuntut ilmu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut di atas. Makalah ini tentu saja masih jauh dari sempurna, sehingga penulis dengan senang hati menerima kritik demi perbaikan. Kepada pembaca mungkin masih bisa mengembangkan makalah ini pada ruang lingkup yang lebih luas dan analisis yang lebih tajam. Akhirnya semoga makalah ini ada manfaatnya.
Madiun, 21 Mei 2010
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini sering kita saksikan tindakan criminal atau perilaku-perilaku menyimpang baik itu di siaran televisi, Koran, radio, media massa dan lain sebagainya. Sebagian besar pelakunya adalah dari kalangan remaja. Seperti kasus tawuran antar pelajar, miras, obat-obatan terlarang, bahkan pembunuhan bermotif dendam atau kecemburuan. Padahal anak itu masih dalam tahap perkembangan menjadi pubertas atau katakan saja masih bayi, bayi yang baru lahir ke dunia ini belum mengenal apapun, ia masih bersih dan murni dan belum terpengaruh sedikitpun oleh suatu hal. Bagaimana perkembangan bayi selanjutnya agar menjadi anak yang baik?
Dalam hal ini orang tualah yang berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dan yang lebih penting lagi adalah cara bagaimana orang tua mendidik anaknya. Apakah pola yang mereka gunakan itu tepat? Masalah ini harus benar-benar diperhatikan oleh orang tua, karena penerapan pola asuh terhaaadaap anak sangat berpengaruh pada perkembangan pribadi anak. Dari berbagai latar belakang di atas kelompok kami mengangkat judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak”.
2.2 Rumusan Masalah
1. Siapakah orang tua itu?
2. Siapakah anak itu?
3. Apakah pola asuh itu ?
4. Apa saja macam-macam pola asuh orang tua itu?
5. Bagamana pengaruh pola asuh orang tua terhadap anak?
6. Pola asuh yang bagaimana yang dapat mengganggu kepribadian anak?
3.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian orang tua
2. Mengetahui pengertian anak
3. Mengetahui arti pola asuh
4. Mengetahui macam-macam pola asuh orang tua
5. Mengetahui pengaruh dari pola asuh orang tua terhadap anak
6. Dapat mengetahui penerapan pola asuh yang tidak baik
4.4 Manfaat
Adapun manfaat yang kami harapkan adalah semoga dapat member manfaat bagi para pembaca, menambah ilmu pengetahuan baru, dan menjadi media pengingat bahwasannya penerapan pola asuh orang tua itu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap anak, sehingga tidak boleh sembarangan dan harus bijaksana.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
a. Orang tua
Orang tua adalah ayah dan ibu yang melahirkan manusia baru (anak) serta mempunyai kewajiban untuk mengasuh, merawat dan mendidik anak tersebut agar menjadigenerasi yang baik. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan mental spiritual anaknya seperti:
· Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar agar anak tidak merasa tertekan.
· Mengajarkan kepada anak tentang dasar-dasar pola hidup pergaulan yang benar.
· Memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya.
b. Anak
Anak adalah hasil dari suatu proses tahapan yang bermla dari bertemunya sel kelamin jantan dan betina (pembuahan), lalu terbentuklah zigot yang bergerak ke uterus hingga terbentuklah embrio yang akan tumbuh menjadi janin. Janin tersebut akan tumbuh dan jika saatnya telah tiba maka akan lahir ke dunia menjadi seorang anak.
c. Pola Asuh Anak
Secara etimologi, pola berarti bentuk, tata cara, sedangkan asuh berarti menjaga, merawat dan mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau system dalam menjaga, merawat dan mendidik. Jika ditinjau dari terminology, pola asuh anak adalah suatu pola atau system yang diterapkan dalam menjaga, merawat, dan mendidik seorang anak yang bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi negative atau positif.
B. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua
Menurut Baumrind (1967), pola asuh dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:
1. Pola asuh secara demokratis
Pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu dalam mengendalikan anak. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran- pemikiran. Orang tua type ini juga bersifat realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap melebihi batas kemampuan anak. Orang tua type ini juga memberikan kebebasan pada anak, dalam memlih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya terhadap anak bersifat hangat.
2. Pola Asuh Otoriter
Cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti. Biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Misalnya kalu tidak mau makan, maka anak tidak akan diajak bicara. Orang tua tipe ini juga cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum apabila sang anak tidak mau melakukan apa yang diinginkan oleh orang tua. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dalam berkomunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti dan mengenal anaknya.
3. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat longgar, memberikan kesempatan pada anaknya untuk melaakukn sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan olaeh mereka. Namun oraang tu tipe ini biasanya bersifat hangat sehingga seringkali disukai oleh anak.
4. Pola Asuh Penelantar
Pola asuh tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak dignakan untuk keperluan pribadi mereka seperti bekerja. Dan kadangkala aamereka terlalu menghemat biaya untuk anak-anak mereka. Seorang ibu yang depresi adalah termasuk dalam kategori ini, mereka cenderung menelantarkan anak-anak mereka secar fisik dan psikis. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mau memberikan perhatian fisik dan psikis pada anak-anaknya.
C. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak
1. Pengaruh Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru. Dan kooperatif terhadap orang lain.
2. Pengaruh Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma-norma, berkepribadian lemah, cemas dan terkesan menarik diri.
3. Pengaruh Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsive, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosisal dan kuranag percaya diri.
4. Pengaruh Pola Asuh Penelantar
Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak yang moody, impulsive, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, self esteem (harga diri) yang rendah, sermg bermasalah dengan teman-temannya.
D. Pendekatan Orang Tua Yang Berpotensi Mengganggu Kepribadian Anak
Berikut adalah dua sisi pendekatan atau cara mengasuh orang tua yang mempunyai potensi mengganggu kepribadian anak.
► Pendekatan orang tua yang negative
Ada orang tua yang menyikapi anak-anaknya dengan cara yang negative,bahkan ada yang sampai menjadikan anak-anak mereka objek kekerasan atau pelampiasan amarah. Ada pula sebagian anak yang terus-menerus dipandang sebagai anak kecil, akibatnya anak tersebut jadi merasa tak berarti dalam hidup, mereka merasa tak dihargai sebagai manusia, padahal mungkin ia sudah bisa member pandangan-pandangan yang bermanfaat bagi anggota keluarga yang lain.
Jika anak sudah memasuki usia remaja namun masih saja disikapi atau diperlakukan seperti anak kecil maka akan muncul kekecewaan yang mendalam pada diri anak tersebut, dan akan sulit bagi dirinya untuk cepat menjadi dewasa, karena perbuatan yang ia lakukan selalu diremehkan oleh orang tuanya. Ada juga anak-anak yang disikapi secara tidak adil oleh orang tuanya, semua anggota keluarganya mendapar perlakuan yang baik, sementara ia sendiri diperlakukan secar berbeda, seolah ia bukan anak kandung dalam anggota keluarga tersebut. Hal ini tentu sangat menyakitkan si anak dan dapat menjadi faktor pendorong untuk melakukan hal-hal yang mnyimpangseperti mengkonsumsi narkoba, mendekati miras,pergaulan bebas, tawuran, dan lain sebagainya.
► Orang tua yang terlalu baik Selain orang tua yang bersikap negatif pada anak-anaknya, ada juga yang justru bersikap terlalu positif. Mereka sangat sayang terhadap anak-anaknya, tetapi mereka tidak tahu cara mendidiknya, sehingga akhirnya sang anak jadi manja. Hal yang perlu dituturkan disini karena pengalaman dilapangan menunjukkan betapa banyak anak-anak yang dimanjakan dan memperoleh fasilitas yang lebih dari orang tua mereka, mereka ini cenderung akan bersikap arogan, malas dan merasa tidak perlu bekerja keras dalam hidup serta kurang memiliki tanggung jawab terhadap apa yang ia perbuat.
Jadi pendekatan orang tua yang negative akan membawa dampak buruk pada perekembangan kepribadian anak-anaknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah terurai diatas dapat kami tarik kesimpulan, bahwa pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan bagaimana bentuk pribadi anak dimasa depan, oleh sebab itu orang tua harus benar-benar mawas diri dan bersungguh-sungguh dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan serta norma-norma yang baik kepada anak melaluipola asuh yang baik dan benar.
Dari berbagai macam pola asuh yang tersebut diatas, dapat kami simpulkan bahwa pola asuh yang paling baik adalah pola asuh demokratis karena dapat menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru. Dan kooperatif terhadap orang lain.
B. Saran
► Hendaknya orang tua tidak egois, yaitu menganggap bahwa dirinya saja yang paling benar, karena pada prinsipnya setiap anak juga ingin menekspresikan dirinya dengan gaya dan cara sendiri.
► Hendaknya orang tua lebih bijaksana kepada anak serta mampu memberikan contoh teladan yang baik kepada anaknya.
► Hendaknya orang tua lebih memahami nilai-nilai dan norma-norma kehidupan dan mengajarkan hal tersebut dengan sosialisasi yang baik kepada anaknya.
► Pilihlah pola asuh anak yang baik agar anak yang diasuh dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang berkarakteristik baik. Karena orang tua adalah tempat curahan hati seorang anak, maka jadilah orang tua yang mampu dijadikan sandaran yang baik bagi anak.
► Hindari tindakan negatif pada anak seperti memarahi anak tanpa sebab, menyuruh anak seenaknya seperti pembantu tanpa batas, menjatuhkan mental anak, merokok, malas beribadah, menbodoh-bodohi anak, sering berbohong pada anak, membawa pulang stres dari kantor, memberi makan dari uang haram pada anak, enggan mengurus anak, terlalu sibuk dengan pekerjaan dan lain sebagainya.
PENERAPANNYA DI SEKOLAH
Guru merupakan orang tua siswa di sekolah yang wajib memberikan pola asuh yang tepat terhadap siswa. Dengan pola asuh yang tepat, maka akan membentuk kepribadian siswa yang baik.
Sebagai seorang guru BK di Sekolah Dasar, juga berperan sebagai guru kelas, wali kelas, dan konselor sehingga guru BK harus bisa memilih pola asuh anak yang tepat.
- Layanan Dasar Bimbingan
Untuk membentuk kepribadian siswa yang bertanggung jawab, guru BK sebaiknya menerapkan pola asuh secara demokratis di sekolah dalam membimbing dan mengasuh siswa. Karena pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, dan kooperatif terhadap orang lain.
- Layanan Responsif
Dengan diterapkannya poa asuh secara demokratis, sebagai guru BK harus mengetahui bagaimana respon siswa, terkait dengan sikap dan perilaku terhadap sekolah, serta hubungan dengan teman sebaya. Apakah pola asuh tersebut dapat meminimalisir munculnya masalah, baik antar siswa atau antar siswa dengan pihak sekolah.
- Sistem Perencanaan Individu
Dengan diterapkannya pola asuh secara demokratis, guru telah berupaya membantu siswa dalam merencanakan masa depannya. Karena dengan pola asuh tersebut akan menjadikan siswa sebagai pribadi yang mandiri, sehingga siswa akan lebih mudah mempersiapkan pendididkan, karir, dan pengembangan social pribadinya.
- Pendukung Sistem
Selain guru yang menerapkan pola asuh secara demokratis di sekolah, untuk mencapai hasil yang optimal dalam membentuk kepribadian siswa, hendaknya guru mensosialisasikan pada wali murid atau orang tua para siswa untuk menerapkan pola asuh secara demokratis dalam membimbing anak-anaknya dirumah. Dan diharapkan untuk tidak memberikan pola asuh yang otoriter, serta memberikan informasi tentang dampak dari pola asuh yang otoriter dalam perkembangan anak.
DAFTAR RUJUKAN
Ini sedikit yang bisa saya uraikan, jangan lupa baca juga Makalah saya tentang Mengatasi Kesulitan Belajar berhitung pada Anak melalui Pendekatan Teman Sebaya dan Upaya meningkatkan Budaya Gemar Membaca melalui Rolling Book pada Siswa SD.
Tag Technorati: Perbedaan pola pikir anak dan orang tua,pengaruh pola asuh demokratis,pengaruh pola asuh Otoriter,pengaruh pola asuh Permisif,pengaruh pola asuh Penelantaran